Selasa, 14 Mei 2013

Mendadak Herbalis

Sekolah jurusan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) waktu jaman saya Sekolah Menengah Umum (SMU) adalah pilihan jurusan yang mengandalkan gengsi. Itu menurut saya lho. Istilah yang saya tangkap yaitu kalau masuk jurusan IPA berarti kita termasuk anak pilihan di sekolah. Termasuk saya pun ikut memilih jurusan itu. Waktu itu kebetulan saya kebagian kelas 3 IPA 2, dimana urutan ke 2 setelah kelas 3 IPA 1 yang memang kebanyakan anak kutu buku berada disitu.

Apa sih pelajaran IPA? Kimia, fisika, biologi, matematika, ... Betul bukan? Kimia hitung-hitungan senyawa ini itu, hafalkan molekul dll. Fisika banyak rumus rumit yang kadang saya ga ngertibapa yang dihitung. Gurunya strength lho, kadang saya makin ga faham apa yang diajarkan. Padahal maksud dia supaya muridnya faham, cuma saya aja nampaknya yang kurang. Lalu biologi, ilmu teantang tumbuhan, hewan, manusia, pokoknya makhluk hidup. Berbagai macam tanaman serta nama-nama latinnya, berbagai dedaunan, macam-macam bahkan ribuan jenisnya. Matematika dari kecil memang hitungannya jelas menurut saya dan ini masih bisa dijangkau. Akan tetapi Alhamdulillah lulus juga walau dengan awal yang biasa-biasa saja.

Berangkat dari pengalaman SMU, saya melanjut kuliah dan mencari jurusan yang saya kira mudah. Ambil jurusan komunikasi dan sosial politik. Ilmunya susah tapi masih mudah, membaca, paparkan, atau analisa bersama lalu beri solusi yang akhirnya akan dilurusi oleh Dosen. Ujian dan wisudapun lancar, sedikit hambatan tapi selesai juga.

Tingkat pencarian nafkah yang saya tidak bisa memilih. Ilmu warisan orang tua yang serta merta membuat saya mendadak menjadi seorang herbalis. Berbekal nekad belajar dari sana sini terutama para senior di kantor yang tak bosan- bosannya mengajari saya tentang bagaimana caranya menjadi herbalis, bagaimana mencintai herbal, bagaimana mengolah tanaman herbal, bagaimana menjual produk herbal, bagaimana cara berpromosi produk-produk herbal, dan yang penting adalah bagaimana mencintai produk-produk dalam negri yang sangat dahsyat dan tak kalah bagus dari produk luar.

Mendadak herbal yang mengejutkan juga mendadak belajar tentang dunia herbal. Saya rasa semua memang harus di awali dengan belajar mencintai herbal. Dan surpriseeeeee saya sudah terjerumus yang indah ke dunia herbal. Dan saya menikmati setiap detiknya di dunia herbal.

Pesan dari saya kita jangan pernah berhenti belajar. Belajar tak usah pandang usia, selagi niat belajar lakukanlah. Termasuk saya , tak tahu bagaimana ke depannya tak tahu awalnya tiba-tiba masuk ke dunia herbal. Karena semua sudah ada Allah swt yang sudah mengatur dan mentakdirkan umatnya.

Salam Cacacha...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar